Selasa, 15 November 2011

Meeting Kellan Lutz


Well probably many of you guys have heard that Kellan Lutz was staying in Jogja to work on some movie titled 'Java Heat'. For some of you who doesn't know who Kellan Lutz is ? Duh... he's that vampire guy on Twilight Saga. One of the Cullens, Emmett Cullen, Rosalie's mate.

The point is, i'm one of the lucky people or the lucky girls who got the chance to meet him.That night on October 28th, i was going back from Dixie after having a farewell party for my friend. My cousin picked me up from there, and then we got involved in a movie chat since he's taking film major in his college. He told me that he ever passed the Java Heat shooting site, in snap of a finger i asked him to go there in case that maybe it hasn't moved yet. Cause i was ever passed some shooting site with some foreigners there in Pasar Kembang, thought that it must had been the Java Heat shooting site, but i didn't get the chance to stop cause i was late for class.

So, we arrived on the site, it was in MT. Haryono street. There was an upside down car and huge lamp for lighting, some cops hanging around the site, there's also a fire fighter car supplying the water to make the street looked wet. I don't really know how the technique worked. We sat on the asphalt and watched with the other visitors. I tweeted the picture of the location and telling the world that i'm just a couple meters away from Kellan Lutz. Tweeted that i wish i could meet him but in my mind i thought i wouldn't.

I didn't wear my glasses at that time then suddenly two foreigners approached us, That was him, with his assistant or one of the crew. He thanked us for coming and watched, he was so glad for being in Jogja as you can see from his tweets for the last four weeks. The funny thing is, nobody was realize that he's that famous actor that everyone's been talking about until i got shocked and murmuring "oh my God... oh my God.." then like labil teenager, i grabbed out my phone and captured him. After that, the people around me stood out and joined me taking picture of him. Then the riot occured, all the people wanted to take a pic with him.

The other funny thing was his assistant told us to make a line and take the pic one by one. He spoken bahasa wrongly, he said "satu - satu nya... !" instead of "satu - satu ya... !". Well he was almost leaving before my turn, but then we chased him and some girl got 'Aku cinta kamu' and his signature on her shirt. Damn ! why didn't i do the same ??? unfortunately, my cousin took a shot at the wrong time, Kellan didn't look at the camera while i'm on his side smiled excitedly.

Whatever happened, i'm still thankful for this experience. Ironically, i pass the street where i took a pic with him everyday on my way to campus. So the memories of that, rebound in my mind plus the remorse of not so good picture and not asking for his autograph.


After some bloody scene he's coming to us

He says,"Thank you so much guys for hanging out on set, terima kasih, aku cinta kamu !"



I never thought that i would be able to take a picture with him
although it quite an epic fail


He's really kind and friendly, nicest actor i've ever met, sweet personality. He's been quite active in charity and i adore his twitter's profile picture (above)

Jumat, 23 September 2011

Sabtu, 28 Mei 2011

Dreams Do Come True

Ahoy ahoy, see ya again. Kali ini hanya ingin berbagi pengalaman hidup. Selama SMA, cita - cita saya sebenernya pengen melihat dunia. Entah kenapa jadi pengen masuk HI, siapa tau apes - apes terdampar jadi dubes di Jerman ( Waks ! ini mah bukan apes). Jadilah belajar giat (ga giat2 amat si) untuk masuk jurusan Hubungan Internasional. Berhubung di UI udah kebanyakan anak 28, so my option falls for UGM. Alasan lain siii, penat aja sama Jakarta yang lebih kejam daripada ibu tiri ini (but lately, saya mulai merindukan Jakarta yang banyak konser).

Alhamdulillah sekolah di 28 yang akreditasinya bagus, RSBI, bla bla... pokoknya ngetop deh. Jadi dapet kuota besar untuk ikut SNMPTN undangan and luckily i got it also. Akhirnya tekad bulat hanya fokus pada satu pilihan yaitu Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. After that, i couldn't do anything, nilai - nilai dari semester 1 sampe 5 udah ter entri, walaupun ga bagus - bagus banget, yaaa tambahin dikit pake piagam prestasi Tae Kwon Do sama ikutan Int'l Youth Camp. Cuma bisa berdoa dan rajin shalat supaya Allah memberikan yang terbaik, ga lupa juga sedekah, cause we gotta give to receive.

Tentunya banyak juga cobaan mendera, dari rumah kebobolan maling 3 kali, sampe motor ilang. Saya pun sempat berpikir, Ya Allah kalo ga ada kebahagian menanti setelah ini, awas aja (plis jangan ditiru). Tapi memang Allah selalu menepati janji, innama'al usri yusra (setelah kesulitan ada kemudahan). Hari itu tanggal 17 Mei 2011 lagi di rumah mbah, waktu bukka twitter udah pada selamet2an keterima SNMPTN undangan, aduh ! bikin galau aja. Padahal websitenya baru dibuka jam 7, ternyata sempet kecolongan udah pada ngeliat. Berhubung di rumah ga ada internet, berangkatlah ke warnet. Bodohnya, saya lupa nomer peserta dan ga dicatet, adanya di Kartu tanda peserta yang masih file pdf di flashdisk.

Di komputer warnet ga ada pdf reader, akhirnya download dulu. Eh, tiba - tiba listriknya turun, komuter pada mati, yaudah lah pindah warnet. Sialnya di warnet kedua, ga ada pdf reader juga dan kompinya super lemot. Alhamdulillah di warnet ketiga, udah ada pdfnya dan koneksinya cepet. Di perjalanan sedari berpindah warnet, udah bernazar dalam hati kalo keterima mau ngapain aja. I opened the website right away, put in the numbers and... i made it, i passed ! Sempet ga percaya, terharu dan beberapa hari kemudian masih mencoba meyakinkan diri kalau saya keterima SNMPTN undangan jurusan Hubungan Internasional UGM.

So there it goes, my family were and hopefully still proud of me, even my mother's sister told everyone about this. All this experience made me say that dreams are really do come true, if you really want it and rely on God to make it, of course after you do your endeavor. Because better be 100% believing or not at all. Now, in a couple of hours i'll be going to Jogjakarta to do my registration, i'm hoping for your prayer to accompany me in living my new life as a college student and hopefully this will make my next dream come true. So, for you guys, i just wanna say, Never stop dreaming and don't stop believing.

Minggu, 06 Maret 2011

Disderi 4 lenses 2nd Edition

One thing that i've learned in my second experience with disderi was 'NEVER USE IT INDOOR', unless you have a film with high asa. I knew it when the guy who developed my film told me that. So, i'll show you what it's like if we shoot some picture indoor. Oh yeah, and my second edition caught the moments of Try Out in JCC and the senior's sport practical final test, which was running 2 rounds of soccer field. Enjoy, and feel so very free to comment cause i really need those. And also visit my Flickr, vanda'sterritory danke !









And this is what will happen if you use it indoor


Wanna know why ? Depends on my theory, i guess it really needs purely sunlight, won't be enough if just depending on the indoor light.

Selasa, 25 Januari 2011

Disderi 4 lenses

Huaaa finally, i got the result from my Disderi. It's a Toy Camera, i bought it last December. First try, i took some pictures of Fireworks in new year's eve but apparently, it didn't work. Moreover, i was such a fool by opening the lens door. So, the film was burnt and leak. From 36 films, only 10 succeed. Here they are
















Minggu, 16 Januari 2011

Pasar Tempatnya Setan

Apakah anda bertanya - tanya tentang kebenaran pernyataan saya dari judul di atas ? menurut saya benar, alasannya ? Oke begini ceritanya, tadi siang gue berencana beli sepatu baru buat sekolah besok karena sepatu gue ditinggal di rumah bonyok di Cibinong. Pengen beli sepatu px style yang 35ribuan bertali warna putih. Perjalanan gue dimulai di Tanah Abang, setelah sejaman muter2 bareng nyokap, ga ketemu, adanya ukuran 37, secara gue ukuran 39. Gajadi lah beli, kata abangnya abis diborong ibu - ibu gerak jalan. Sempet nemu yang kualitasnya lebih rendah, tapi gue ga patah semangat buat nyari. Akhirnya gue disuruh beli sendiri aja di Pasar Rumput.

Jadilah gue mampir ke Pasar Rumput sendirian sebelum pulang ke rumah mbah di jl. Anyer. Sampe di sana, gue mulai merambah bagian lapak pelataran pasar soalnya kali aja harganya lebih murah. Sebenernya tempat khusus sepatu ada di lantai 2 tapi gw takut harganya mahal - mahal. Ga nemu di pelataran, terpaksa gue ke lantai 2. Toko pertama, Ibu - ibu yang jual, adanya yang warna item sama yang tanpa tali. Toko ke2, Bapak - bapak yang jual, adanya yang merek sport (apaan tuh ! ketauan lebih abal). Gue tetep ngeyel maunya yang px, si bapak berusaha nyari tapi ga ada juga. Gue mau pergi tapi ga enak, kemudian ada yang mau beli juga, muncullah kesempatan untuk get off, gue beralesan "saya nyari dulu deh pak, makasih ya."

Sebelum gue pergi, si bapak bilang kalo mau beli yang merek sport itu, balik ke bapak itu lagi aja, gue cuma senyum. Kemudian gue mulai menilik tiap toko, ga ketemu juga sepatunya. Yang peling gue sebel, tiap gue merhatiin sepatu yang dipajang di tokonya, si penjaga pasti langsung ngerespon "boleh dee..., boleh neng masuk aja, liat - liat dulu." Annoying banget ga si ! Sayangnya gue terperangkap rayuan manis seorang abang - abang. "Boleh de, liat - liat aja dulu, ga jadi beli gapapa." Segeralah gue minta yang gue pengen. Dia bolak balik nyari, tapi belom klop sama yang gue pengen.

Akhirnya dia juga ngebawain sepatu merek "sport" itu. Entah kenapa gue jadi berkeputusan untuk membeli sepatu itu. Setelah ngepasin di kaki, gue tanya harganya, si abang bilang 59 rb. Oiya, tips buat lo lo pada, kalo kita nanya harga barang ke penjual, terus si penjual ngejawab tanpa ngeliat muka kita, berarti harganya ditinggiin selangit, persis kayak si abang. Gue nawar 30 rb, tapi si abang bilang jangan di bawah 40. Gue nawar 40, eh si abang malah netep di 45 ribu. Gue nawar, maksa - maksa, tetep si abang bilang 45 ribu, katanya ga bisa, udah mahal dari sananya (please jangan percaya).

Harusnya di saat ini gue pake taktik ninggalin toko, tapi dengan bodohnya gue tetep duduk sambil memohon - mohon, "40 aja deeeh... buat anak sekolah nih." Berikut adalah kata - kata yang jangan pernah lo percaya dari para pedagang, "udah dari sononya de", "ga mahal kok ini sama kayak toko yang lain", "ga dimahalin kok ini sama langganan". Hueeeekkkk.... Bastardo ! Semakin bodoh, gue tetep duduk terpaku sementara si abang pergi ngambil kardus sama pasangan sepatunya. Padahal gue bisa aja kabur. Sementara itu ada ibu - ibu sama anaknya mau beli sepatu juga.

Gue udah ngegenggam duit 50 rb di tangan, si abang pun melihat dengan senyum merekah. Mencoba peruntungan, gue nawar lagi jadi 42 ribu, 43 ribu, si abang bilang lagi kalo ini harga langganan sambil minta dukungan si ibu yang mau beli sepatu juga, "iya kan bu ?", si ibunya mah ngangguk - ngangguk ga peduli. Sampai akhirnya gue pun merelakan uang 50 rb itu ditukar dengan 5 rb. Dengan hati kalut, perasaan gue udah campur aduk, mata gue udah mulai panas, udah mau nangis. Gue tarik napas, bakalan konyol banget kalo gue nangis di tempat itu.

Akhirnya gue melangkah pergi setelah menerima kembalian. Gue lewat jalan deket toko si bapak penjual kedua, eh terus dia bilang, "sama aja kan dek ? kalo disini mah 30 ribu, 30 ribu..." Kayaknya si bapak tau transaksi gue dengan si abang, mungkin diceritain sama penjual yang lain, karena cukup lama gue mondar - mandir di situ. Gue hanya bisa membalas dengan senyum walau hati menangis (emang mau nangis si).

Oke, kayaknya gue kualat sama si bapak penjual kedua karena ga balik lagi ke tokonya. Tapi gue berpikir kalo tadi gue beli di toko si bapak, i guess he would had done the same thing. Dimana aja pedagang sama piciknya, ga kayak Nabi Muhammad SAW. Sambil menahan air mata, gue jalan kaki pulang ke rumah mbah. Ga tahan, akhirnya meneteslah bulir - bulir emosi itu, konyol si, nangis gara - gara kalah nawar sama pedagang. Tapi emang itu orang tega banget si.

Yah begitulah pedagang, suka naikin harga seenaknya, tapi nasib kita lebih beruntung dari orang asing. Pernah gue ngobrol sama orang Uganda yang kuliah di IPB, dia mau beli atlas Indonesia di lampu merah, ditawarin sama tukangnya 350 rb ! ckckck... lebay parah, coba kalo temen gw langsung percaya, bikin nasi tumpeng itu penjual buat syukuran dapet rejeki nomplok.

Oke, soal Pasar tempatnya setan, gue pernah denger kalimat ini dari ceramah. Kalau dihubungkan sama pengalaman gue, pasar bikin para pembeli laper mata, jadi pengen beli ini itu. Tadi pas gue di tanah abang, niatnya beli sepatu px, eh malah beli sendal crocs palsu tapi kayak asli harganya 20 rb (sumpah kayak asli). Terus, ngeliat model2 lain jadi tertarik padahal lagi ga perlu. Sementara para penjual, terhasut untuk dagang ga jujur, umbar ini itu lah, naikin harga selangit lah, dsb. Buat mnyamakan pikiran, menurut gue, pasar itu bisa dimana aja asalkan ada penjual dan pembeli, mau mall, supermarket, warung, dll. Jadi berhati - hatilah, jangan berlama - lama di pasar.

Last opinion, kalo belom mahir nawar, jangan coba2 belanja sendirian. Daripada sakit hati terus jadi trauma sama jual beli kayak gue gini. Kalo lo emang mau coba - coba, kuatin mental dulu, jangan gampang tersinggung, jangan gampang kecewa karena hidup ini keras. Tapi sepertinya gue tadi nangis karena mau 'dapet' deh, hormon naik turun, emosinya jadi labil.