Rabu, 07 Juli 2010

Poster Film

Haaahh... akhirnya bisa juga nulis posting ini. Kali ini gw mau ngebahas tentang poster - poster film dari yang setipe sampe super mirip, dari Indonesia maupun luar negeri. Check this out !

Setipe









Another Type







Plagiator Corner






Dielu - elukan tapi memalukan



Sumpah ! super mirip






Kalo ini si Cinta Setaman lebih duluan. Jadi ???
















Worst ever...

Gue ngepost ini cuma buat nunjukin kalo perfilman di Indonesia kebanyakan jiplak dan kurang ide. Memang ga ada ide murni tetep dengan influence tapi please deh, kenapa harus jiplak ? Shame for us, mau ngomong apa kalo negara kita dibilang plagiator.
Buat pihak - pihak yang merasa terekspos, sorry but i did this so you guys realize your mistake and create a better and more creative idea.
No Offense !

Identity


Selasa lalu gue nonton film di bioskop trans tv sekitar jam 12 malem, judulnya Identity (2003). Film ini super unik dan butuh nalar plus konsentrasi tinggi buat ditonton. Genrenya thriller, yang main yang gue tahu Cuma John Cusack sebagai sopir limusin yang kemaren main di 2012 sama pemeran Stokely di The Faculty, Clea DuVall.

Ceritanya dimulai dari suatu rumah sakit jiwa yang ngadain pengadilan dalam kondisi khusus buat pembunuh psycho yang mengidap multiple personality atau kepribadian ganda bernama Malcolm Rivers (Pruitt Taylor Vince). Abis itu cerita beralih ke sebuah motel di deket Las Vegas dimana satu keluarga terjebak dalam badai dan harus stay di motel itu. Keluarga yang terdiri dari ayah bernama George York, ibu yang bernama Alice York dan anak laki – laki bernama Timmy itu mengalami kecelakaan kecil yang menyebabkan Alice terluka parah.

Sementara itu mereka ditolong oleh seorang sopir limusin, Edward (John Cusack) yang sedang mengantar seorang aktris, Caroline. Larry, si pemilik hotel kemudian menyarankan agar Alice dibawa ke rumah sakit terdekat yang jaraknya sekitar 30 mil dari motel. Akhirnya si sopir limusin yang bernama Edward, pergi ke RS tersebut. Sayangnya di tengah jalan ia terjebak banjir lalu kemudian bertemu pasangan bernama Ginny Isiana (Clea DuVall) dan Lou Isiana (William Lee Scott) di dalam mobil yang juga terjebak banjir. Edward kemudian menumpang bersama mereka untuk kembali ke motel.

Setelah itu datang seorang PSK bernama Paris (Amanda Peet) yang ingin berhenti dari pekerjaannya dan membuka perkebunan jeruk bermaksud untuk menginap di hotel tersebut. Kemudian disusul seorang polisi bernama Rhodes (Ray Liotta) bersama napi pindahan yang kehabisan bensin. Mereka semua pun kemudian menginap di hotel tersebut. Tak lama kemudian, terjadi pembunuhan di hotel tersebut. Pertama si aktris yang kepalanya ditemukan di mesin cuci motel, disusul Lou, suami Ginny. Awalnya dicurigai si pembunuh adalah napi yang dibawa oleh Rhodes. Tapi kemudian ternyata si napi juga dibunuh dengan tongkat bisbol.

Anehnya di setiap penemuan mayat ditemukan kunci kamar motel dengan urutan nomor 10 untuk si aktris, 9 untuk Lou dan 8 untuk si napi. Tak disangka, ditemukan mayat dalam lemari pendingin yang ternyata pemilik motel sebelumnya. Beberapa waktu yang lalu, Larry menemukan si pria sudah mati ketika datang ke motel, namun ia bingung harus melakukan apa sehingga mayatnya disimpan dalam lemari pendingin agar menunggu keluarganya datang tetapi tak pernah ada yang datang melainkan tamu – tamu yang bermaksud menyewa kamar. Jadilah Larry mengambil alih motel tersebut.
Sayangnya tak ada yang percaya dengan cerita Larry sehingga ia dituduh sebagai pembunuh orang – orang tersebut. Larry yang panik kemudian kabur dengan mobil, namun tidak sampai ia keluar dari motel, ia menabrak George. Larry akhirnya diamankan dan kemudian Alice yang terluka parah meninggal. Ginny yang kemudian mengambil peran sebagai pelindung bagi Timmy kemudian kabur membawa Timmy. Namun mobil yang mereka tumpangi meledak sebelum keluar dari motel.

Akhirnya orang – orang yang tersisa hanya tinggal Edward, Rhodes, Paris, dan Larry. Mereka menerka – nerka latar belakang dari pembunuhan ini. Ternyata ulang tahun mereka dan orang – orang yang dibunuh bertanggal sama, yaitu 10 Mei dan mereka memiliki nama depan atau nama belakang yang mirip nama Negara bagian seperti Edward 'Ed' Dakota - Samuel Rhodes - Paris Nevada - George York - Alice York - Timmy York - Larry Washington - Caroline Suzanne - Virginia "Ginny" Isiana - Lou Isiana - Robert Maine. Kecurigaan mulai timbul satu sama lain yang menyebabkan Larry terbunuh.

Tiba tiba scene berganti kembali ke pengadilan Malcolm Rivers, ternyata dalam diri Malcolm terdapat lebih dari 10 karakter berbeda yang ia karang sendiri dan saling membunuh dalam cerita di motel tersebut. Dokter yang menanganinya percaya bahwa tokoh Rhodes lah yang merupakan karakter pembunuh. Dengan kata lain, seluruh kejadian di motel merupakan rekayasa pikiran Malcolm Rivers yang diperintahkan untuk menghilangkan kepribadian pembunuh dalam dirinya. Dalam jalannya sidang seperti melihat seluruh kepribadian Malcolm yang saling membunuh, hal ini untuk membuktikan bahwa sebenarnya raga Malcolm tidak bersalah, tetapi pikiran – pikirannyalah yang berbahaya.

Cerita lalu kembali pada kejadian di motel, Edward dan Rhodes saling menembak hingga keduanya tewas. Hingga tersisa Paris yang akhirnya melanjutkan hidup membuka kebun jeruk atau sama saja seperti karakter Paris lah yang akhirnya dipertahankan Malcolm. Namun unpredictable ending dalam film ini patut diacungi jempol. Ternyata karakter pembunuh sebenarnya adalah Timothy atau Timmy anak dari George dan Caroline. Dialah yang membunuh orang – orang atau kepribadian – kepribadian Malcolm. Di akhir cerita, Paris yang sedang menggali tanah tiba – tiba menemukan kunci motel bernomor 1, kemudian tiba – tiba datang Timmy lalu membunuhnya sebagai wujud dari Malcolm yang mempertahankan karakter Timmy dalam dirinya.

Sumpah film ini keren banget, kalau dibandingin cerita cerita thriller sadistic tipikal yang sering ditonton, mungkin beberapa dari film ini punya akhir yang ga ketebak juga, tapi Identity punya jalan cerita yang super susah ketebak dan the King of Unpredictable Ending. Two Thumbs up for James Mangold as the director and Michael Cooney as the writer.